Selamat Datang Pemimpin Baru Jakarta

20 September 2012 kemarin, warga Jakarta baru saja memilih pemimpin mereka yang baru. Ya, pertarungan Pilkada DKI Jakarta membuahkan kemenangan pada walikota Solo yang diusung dua partai besar, PDIP dan Gerindra, siapa lagi kalau bukan Pak Jokowi. Pak Fauzi Bowo pun harus menyerahkan tahtanya kepada Sang Perantau, yang lebih dipercaya masyarakat Jakarta.

Warga Jakarta begitu menaruh harapan besar kepada Pak Jokowi untuk segera membenahi kota yang tiap harinya selalu macet ini (kecuali pas lebaran). Tidak hanya soal kemacetan dan banjir, birokrasi di Jakarta pun harus segera dibenahi agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang terbaik, dan kalau bisa all free alias gratis. Kenapa harus gratis? Karena APBD Jakarta memang besar, ya tho?!

Pada Pemilukada DKI Jakarta kemarin, 1/3 dari pemilih adalah golput, artinya pemilih Foke ataupun Jokowi juga sama-sama 1/3 nya (ya, walaupun beda tipis). Dan saya sendiri termasuk orang yang tidak ikut memilih.
Mengapa? Saya memiliki beberapa pertimbangan berikut ini:

1. Demokrasi telah ada jauh sebelum masa Rasulullah diutus. Tetapi Nabi dan para sahabatnya tidak memilih sistem pemerintahan seperti ini. Maka, jika sekiranya demokrasi memang baik, pasti Nabi dan para Shahabatnya telah lebih dahulu mempraktekkannya. Tiada kebaikan kecuali telah ditunjukkan jalannya oleh Rasulullah sebagai nabi akhir zaman yang membimbing manusia dari kegelapan menuju cahaya. Sebagai seorang muslim, saya meyakini bahwa Islam bukan hanya agama ritual, tapi Islam adalah way of life, yang mengatur segala hal dalam kehidupan manusia. Islam memiliki hukum fiqh yang mengatur secara lengkap hubungan antara manusia dengan Allah dan lingkungan sekitarnya. Wallahu a'lam.

2. Dalam demokrasi, kedudukan seorang alim/ulama adalah SAMA dengan pelaku kriminal. Mereka memiliki hak suara yang sama dalam menentukan pemimpin. Begitu juga antara seorang profesor dengan orang yang buta huruf. Hak suara mereka sama! Jadi, apa peranan ilmu mereka di mata demokrasi? Tidak ada!

Baiklah terlepas dari hal di atas, saya tetap menyambut Pak Jokowi sebagai pemimpin baru Jakarta. Marilah kita dukung program-program beliau yang berorientasi kepada kebaikan. Mari kita doakan semoga Allah memberikan petunjuk kepada Pak Jokowi  agar mampu menjalankan amanah yang telah dibebankan kepadanya.

Fudhail bin Iyadh berkata, “Jika aku mempunyai doa yang baik yang makbul, maka semuanya akan aku persembahkan (pohonkan) untuk pemerintah.” Ia ditanya, “Wahai Abu Ali, jelaskan maksud ucapan tersebut?” Beliau berkata, “Bila doa itu hanya aku tujukan untuk diriku, tidak lebih hanya bermanfaat untuk diriku, namun bila aku pohonkan untuk pemimpin dan ternyata para pemimpin berubah menjadi baik, maka semua orang dan negara merasakan manfaat dan kebaikan.” (Dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam “al-Hilyah” (8/91) dari jalan Mardawaih as-Shabigh dan sanad Abu Nu’aim adalah sahih)

Secara fakta, Pak Jokowi adalah pemimpin baru Jakarta, maka tidak ada alasan untuk menolak eksistensi beliau. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun memerintahkan kita untuk taat kepada pemimpin dalam hal kebaikan. Semoga gubernur baru Jakarta bisa membawa kebaikan. Namun, Islam pun telah memberikan panduan bagi umatnya, jika kita menghadapi pemimpin yang zalim. Tidak dengan aksi demonstrasi apalagi anarkis. Mari simak pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini:


Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada para pemimpin/penguasa setelahku yang mengikuti petunjuk bukan dengan petunjukku dan menjalankan sunnah namun bukan sunnahku. Dan akan ada di antara mereka orang-orang yang memiliki hati laksana hati syaitan yang bersemayam di dalam raga manusia.” Maka Hudzaifah pun bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang harus kulakukan jika aku menjumpainya?” Beliau menjawab, “Kamu harus tetap mendengar dan taat kepada pemimpin itu, walaupun punggungmu harus dipukul dan hartamu diambil. Tetaplah mendengar dan taat.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Imarah)

Comments

Popular posts from this blog

Menuntut Kejahatan Outsourcing

Konsultasi Kesehatan Gratis